Sebuah Rasa
Sebuah Rasa... ku lemparkan tas ransel merahku keatas tempat tidur, dia selalu membuatku kesal ku rebahkan tubuhku dan memejamkan mataku.. berharap, semua hanya mimpi untuk kesekian kalinya, dia seperti ini.. kadang aku sudah merasa kebal dengan sikapnya tapi tidak.. aku masih saja mau meladeninya.. ahh.. lelah rasanya.. tapi tak berdaya rasa ini seperti hendak membunuhku secara perlahan.. atau memang dasar akunya saja yang bodoh.. ku tarik selimutku.. saat ku dengar ada suara yang memanggilku.. "ko, langsung tidur Ra? kamu kan belum mandi?" suara yang sangat ku kenal.. dialah mamahku.. yang tidak pernah lepas perhatiannya dalam sekejap jika aku sudah berada di rumah.. "malas" jawabku sekenanya... "ayoo, sana mandi.. " teriak mama sambil menarik selimutku.. "lho, kamu nangis, ra?" jawab mama sambil menempelkan wajahnya yang mulai terlihat ada keriput-keriput kecil dikeningnya. "engga, mah... mamaah apa'an siih" dengan cepat, ku lan...